DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
1.
Pengertian Efek rumak
Kaca......................................................................2
2.
Penyebab Terjadinya efek Rumah
Kaca.....................................................3
3.
Akibat Dari Efek Rumah
Kaca...................................................................4
1. Pengertian
Pemanasan Global....................................................................4
2. Penyebab
Terjadinya Pemanasan Global....................................................5
3. Dampak Pemanasan
Global........................................................................6
C. Hubungan Efek rumah Kaca Dengan
Pemanasan Global...............................8
B. Saran11
Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas
tentang Efek Rumah Kaca dan Pemanasan
global atau global warming. Makalah ini disusun berdasarkan tentang
perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum
menemukan titik terang dalam penanggulangannya. Disini penulis berusaha
menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan
topik yang akan diperbincangkan.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang
telah diberikan juga sebagai Pengganti MID. Selain itu penyusunan ini juga
untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat ini.
Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi dirinya
sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk
referensi ataupun bahan bacaan semata
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Efek Rumah Kaca
1. Pengertian efek rumah Kaca
Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang
menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi.
Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap
oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti
: uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut
terperangkap di atmosfer bumi.
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena
peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap
di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan
seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka suhu permukaan
bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena
tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi.
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan
berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin
berlanjut !
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh
Joseph Fourier pada tahun1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda
langit (terutama pada planetatau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan
keadaan atmosfernya.Efek rumah kaca hanya terjadi pada planet-planet yang
mempunyai lapisanatmosfer seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit alami Saturnus
(Titan).
2. Penyebab terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naikknya
konsentrasi gas Karbondioksida(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibatkenaikan pembakaran bahan bakar minyak
(BBM), batu bara, dan bahan bakar organiclainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya.Bahan-bahan di permukaan
bumi yang berperan aktif untuk mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah
tumbuh-tumbuhan, huta, dan laut. Jadi bisa dimengerti bila hutansemakin gundul,
maka panas di bumi akan semakin naik.Energi yang diabsorsi dipantulkan kembali
dalam bentuk radiasi infra merah olehawan dan permukaan bumi. Hanya saja
sebagian sinar inframerah tersebut tertahan olehawan, gas CO2, dan gas lainnya
sehingga terpantul kembali ke permukaan bumi.Dengan meningkatnya konsentrasi gas
CO2 dan gas-gas lain di atmosfir makasemakin banyak pula gelombang panas yang
dipantulkan bumi dan diserap atmosfir.Dengan perkataan lain semakin banyak
jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfir,maka semakin banyak pula panas
matahari uang terperangkap di permukaan bumi.Akibatnya suhu permukaan bumi akan
naik. Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah kaca terjadi karena emisi gas
rumahkaca.
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh
hal-hal berikut:
·
Energi Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar
fosil atau BBM memberikontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah
kaca, terutamaCO2.
·
KehutananSalah satu fungsi hutan adalah sebagai
pernyerap emisi gas rumah kaca.Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2.
Sehingga pengrusakanhutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas
rumah kaca.
·
Peternakan dan PertanianDi sektor ini emisi gas
rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa
pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak,serta pembakaran sabana. Pada
sektor pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
·
SampahSampah sebagai salah satu kontributor
terbesar bagi terbentuknya gasmetan (CH4), karena aktifitas manusia
sehari-hari.
3. Akibat dari Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahaniklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan danekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbondioksidadi atmosfir. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerahkutub yang dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah
kaca juga akanmengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadikenaikan permukaan laun yang mengakibatkan negara yang
berupa kepulauan akanmendapat pengaruh yang sangat besar.
B.
Pemanasan Globa;
1. Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di
atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir
dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
2. Penyebab
Pemanasan Global
Pemansan global terjadi
ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg
terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas
dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan
oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh
aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon
seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang
dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan,
asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring
banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2,
kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti
bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara
bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun
ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi
dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari
bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan
sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara
itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari,
angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun miskin tetaplah
rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan hutan yang
mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah
sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah.
3. Dampak
Pemanasan Global
Pemanasan
global yaitu meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi yang disebabkan oleh aktifitas manusia terutama
aktifitas pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam), yang melepas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya
yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Atmosfer semakin
penuh dengan gas-gas rumah kaca ini dan ia semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak pantulan panas Matahari dari Bumi. Dampak pemanasan
gelobal akan mempengaruhi :
a.
Cuaca
Para
ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan
di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan
lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
b. Tinggi
muka laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan
para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi)
pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di
daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda , 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai.
c.
Pertanian
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada , sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di
lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan
air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
d.
Hewan dan tumbuhan
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
e.
Kesehatan manusia
Di dunia
yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena
penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa
ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena
mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka.
Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat
tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature
meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti
malaria, demam dengue (demam berdarah), demam kuning, dan encephalitis . Para ilmuan juga
memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan
memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
C.
Hubungan Pemanasan Global dengan Efek
Rumah Kaca
Bumi ini sebetulnya secara alami
menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini
sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa.
Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga
Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan
manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah
kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.
Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer,
terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
Pemanasan global akibat adanya
meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca yang
berlebihan pada atmosfer bumi diyakini merupakan salah satu penyebab terjadinya
perubahan iklim global secara ekstrem ini.
Istilah Efek rumah kaca itu
sendiri diusulkan pengunaan namanya pertama kali oleh Joseph Fourier pada 1824,
yang memiliki arti proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama
planet atau satelit yang memiliki atmosfer yang disebabkan oleh tergangunya
komposisi gas-gas rumah kaca pada atmosfernya. Komposisi gas-gas rumah kaca
pada atmosfer Bumi terdiri atas CO2 (Karbon dioksida), N2O (Nitrous Oksida),
HFCs (Hydrofluorocarbos), SF6 (Sulphur hexafluoride), PFCs (Perfluorocarbons),
SO2 (sulfur dioksida), NO (nitrogen monoksida), (NO2) nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas CH4 (Metan) dan (CFC) khloro
fluoro karbon.
Gas-gas tersebut dihasilkan lewat
proses alami di Bumi ataupun merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia
saat memenuhi kebutuhan hidup. Gas yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi,
kebakaran hutan, rawa-rawa, proses photosintesa, proses pembusukan hingga
proses bernafaspun merupakan sumber Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa
pembakaran hasil industri, pembakaran bahan bakar fosil, emisi gas buang kendaraan
bermotor adalah sumber Gas Rumah Kaca akibat dari aktivitas manusia.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18 saat manusia menemukan
teknologi industri yang banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, gas maupun batubara untuk menghasilkan energi dan menyisakan gas-gas
rumah kaca yang kemudian kian banyak terkumpul pada lapisan atmosfer melampaui
batas kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya. Lantas apa hubungan
meningkatnya efek rumah kaca dengan perubahan iklim ?
Meningkatnya kadar gas rumah kaca
pada atmosfer yang merupakan mesin pengendali alami iklim di Bumi dapat
mengganggu mekanismenya. Karena sifat dasar dari gas-gas rumah kaca yang
melewatkan cahaya sinar tampak (gelombang pendek) Matahari namun menyerap gelombang
panjang (sinar infra merah). Saat pancaran / radiasi dari Matahari masuk
ke Bumi, 25% dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan atau
partikel-partikel gas di atmosfer, 25% diserap oleh atmosfer, 45%
diteruskan ke permukaan bumi dan oleh permukaan bumi seperti permukaan air, es
dan permukaan refletif lainnya 5% dipantulkan kembali dalam bentuk gelombang
panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah). Proses inilah yang disebut
sebagai efek rumah kaca. Sesungguhnya, tanpa adanya efek rumah kaca pada
sistem perikliman di bumi, maka suhu menjadi sangat rendah dan Bumi menjadi
tidak layak huni. Dalam keadaan normal, Energi yang dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi dalam bentuk radiasi infra merah diteruskan ke angkasa oleh
atmosfer, namun saat kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, Sinar infra
merah tersebut terhambat dan memantul kembali ke permukaan bumi, yang jika hal
ini berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan pemanasan
global di permukaan Bumi.
Meningkatnya suhu pada pemukaan bumi
dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem dan mekasnisme biota di bumi,
terutama hutan sebagai sarana pendaur ulang karbon dioksida di udara. Selain
itu mengakibatkan mencairnya es di wilayah kutub hingga meningkatkan volume air
laut dan mengancam kebedaraan daratan. Karena suhu merupakan salah satu
parameter dari iklim maka saat terjadi perubahan suhu secara global akan
mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global yang ekstrim pula.
Kini tidak ada salahnya jika kita
yang di Bumi hidup lebih “santun” terhadap alam dan mulai merawat kelestarian
lingkungan. Slogan-slogan seperti "back to nature" atau
pun "Go Green" jangan hanya diucapakan semata, tapi harus
direalisasikan dalam bentuk nyata demi kelangsungan hidup seluruh mahluk di
Bumi ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang
menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh
perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk
mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir
mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi,
namun kita bisa mengurangi efeknya. Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita
terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan
terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah
menimpa bumi ini.
B. SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh
sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi
ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana
bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah
kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita
kehidupan yang sempurna ini. Stop global
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar